Belajar dari rumah harus kompatibel agar anak tidak mudah sebel

Pandemi Virus Covid-19 beberapa bulan terakhir menjadi topik hangat di kota tercinta, semua aktivitas dialihkan menjadi serba dirumah mulai dari ibadah dirumah, ngantor dirumah dan belajar pun dirumah.

Hari ini sudah minggu ketiga proses belajar mengajar di rumah, saya pun juga tak ketinggalan untuk memberikan pembelajaran di rumah, akan tetapi proses pembelajaran di rumah ini membuat sebagian siswa mengeluh oh mungkin tidak sebagian tapi semua siswa mengeluh, mereka mengatakan pak saya stres terlalu banyak tugas, pak kapan kembali kita bisa ngumpul di sekolah, tugas ini membunuhku, kapankah tugas-tugas ini akan berakhir, begitulah kurang lebih keluhan dari anak-anak yang merasakan pembelajaran dari rumah.

Semoga pandemi virus Corona ini segera berakhir agar anak-anak dan kita semua bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

Dari banyaknya keluhan siswa di atas mungkin ada beberapa hal yang harus kita benahi sehingga pembelajaran dari rumah atau pembelajaran jarak jauh ini bisa lebih kompetibel untuk para guru dan siswa, para guru yang berlomba-lomba untuk menyajikan pembelajaran online dengan berbagai platform itu sangat luar biasa, guru harus mencari platform yang mungkin mudah untuk dipelajari agar siswa pun dapat dengan mudah menggunakan, tetapi perjuangan itu sepertinya tetap saja karena mungkin ada beberapa hal yang memang harus benar-benar dibenahi agar pembelajaran ini menjadi sangat kompatibel di masa-masa seperti ini

Kehadiran aplikasi belajar daring tidak otomatis mengubah kualitas pendidikan di Indonesia. Keberadaan aplikasi-aplikasi ini justru memperluas dan mengawetkan kebiasaan buruk pembelajaran, “yang fokus pada penguasaan konten, bentuk kegiatan sebatas latihan soal hingga orientasi pencapaian nilai ujian

Praktik buruk pembelajaran yang masih berorientasi pada nilai inilah yang membuat para siswa stres kala metode belajar di rumah diterapkan. Bahkan, kesuntukan juga dialami para guru dan orang tua murid.

Jadi mari kita perbaiki